Jumat, Januari 23, 2009

PENYAKIT YANG ANEH


Sepsis....kawasaki... Apaan tuhh......(jaja miharja mode on)

Yap, nama2 aneh ini ternyata jenis2 penyakit, yang menurut gw adalah penyakit aneh. Jadi, gini ceritanya :

Fathir, kakak sepupu rizki, tanggal 1 Januari waktu kita lagi main ke poltangan, badannya panas, dan keliatan lemez. Maunya tiduran aja, dan ditemenin ama bunda tentunya. Sore, katanya diajak ke dokter, dan katanya"GONDONGAN". Yo wis lah, dikasih obat.
Besoknya, Nenek & Kai dateng dari "jalan-jalan" dan tadinya kk gw (ayahnya Fathir) yang mau jemput ke bandara. Tapi, dipikir2, klo anak2nya masih rewel, kasian juga ya. Atas inisiatif Ayahnya rizki, kita menawarkan diri gantiin njemput. Dan, memang akhirnya kita yang jemput. (ngga keluar negeri ngga apa2 ya Ki, jalan2 ke Bandara aja liat2 pesawat dulu, hehehe).

Hari sabtu, spt biasa kita mudik ke bintaro,dan baru balik ke psm lagi minggu malam. Denger kabar dari Nenek, Fathir masuk RSPI, disuruh dirawat. Olala, ada apa nih...

Senin malem, pulang kerja, gw langsung meluncur (pake motor, ngacirr...) ke RSPI. eh, dapet sms dari Nenek, klo Fathir dipindah ke ICU. Duh, ngeri amat, sakit apaan sih???
Sampe sana, langsung ke Lt2 (ICU), tapi kok ngga ada, katanya masih di atas. Yo wis, kita shalat dulu. Abis itu, baru nyari2 lagi, kok ngga ada. Telep iman, ternyata di ruang observasi, masih di LT 5. Ih, kasian ngeliat si gendut. Bibirnya ngelupas, biru. Matanya rada merah. Sempet dibisikin ama bunda, klo tadi ayahnya Fathir nangis(hihi) waktu fathir dipasangin kateter tapi pipisnya ngga keluar. Berarti, ada apa dengan ginjalnya???? Maka dari itu, langsung dirujuk masuk ICU, dan mau diperiksa sama dokter ahli ginjal anak.
Nunggu bentar sampe alat2nya disiapin, trus pindah deh ke ICU. Gw pamit dulu, mau ke MCd, makan sekaliin beliin mereka makanan (ya mana sempet lah mereka mikirin makan).
Karena kelamaan di McD, gak jadi deh gw ketemuan ama ira yang langsung dateng dari Bogor.
Abis makan, gw balik ke RS,trus langsung pamit pulang, karena gw kudu nganternyokap buat nginep di poltangan(nemenin fildzah adeknya fathir yang cuma b3an dirumah sama teteh & mbak), sambil jemput kai yang dari magrib standby di poltangan buat nemenin mereka juga, ganti shift, hehehe.

Besoknya, gw gak nengokin.

Besoknya lagi/hari rabu, gw udah niat mo nengokin. Tapi sebelumnya mau beliin si Ben10 dulu, secara si abang termehek2 dah lama kepengenan ben. Pas lagi milih2, karena bingung mau beliin yangmana, gw telp deh kk gw. Eh, kk gw baru ngasih tau klo si abang lagi operasi, karena ada cairan di usunya. Hiks..hiks.. dan kk gw minta tolong kalau bisa si ben itu dianter saat itu juga, jadi begitu siuman dari operasi, si abang dah liat si ben. yo wis lah, demi ponakan, gw ijin dari kantor dan langsung naik taxi kesana. Sampe sana udah kelar operasi. Tapi blom dikasih tau ke ortunya. gw b3an aja ama Iman dan Ika di luar nungguin., sampe akhirnya mereka dipanggil masuk.
So, sakit apa???
Pulang dari RS, gw nanya ama si bunda, katanya, tipes yang menjadi Sepsis.
Browsing2, dapetlah ini...


PENYEBAB kematian Jett Travolta, anak aktor John Travolta, masih menyimpan tanda tanya besar. Namun, kejadian ini melambungkan nama penyakit misterius yang disebut Kawasaki.

Berakit ke hulu
Berenang ke tepian
Kawasaki dulu
Jantung kemudian

Pantun adaptasi di atas tak bermaksud menakuti, tapi demikianlah gambaran “kekhasan” dari penyakit Kawasaki (PK). Selama sepekan terakhir, media massa di seluruh dunia gencar memperbincangkan PK terkait kematian mendadak putra aktor John Travolta, Jett Travolta, sehari setelah merayakan tahun baru di Bahama, Amerika.

Hingga hasil akhir autopsi, tim medis hanya menyiratkan kematian putra sulung pasangan Travolta dan Kelly Preston itu disebabkan “serangan misterius”. Beragam spekulasi pun muncul, tapi kuat dugaan kematian remaja berusia 16 tahun itu terkait PK yang pernah diidapnya saat usia 2 tahun.

Penyakit Kawasaki umumnya memang menyerang anak-anak usia kurang dari 5 tahun, dan paling sering pada anak umur 1-2 tahun. Gejala klasiknya adalah demam tinggi hingga mencapai 41 derajat Celsius dan berlangsung lebih dari lima hari.
Kendati serangan PK terjadi saat balita, dampaknya bisa terus berlanjut seumur hidup, terutama bila sudah telanjur terjadi kerusakan pada pembuluh koroner jantung. Dengan kata lain, PK merupakan salah satu kondisi yang memungkinkan seseorang mengalami serangan jantung pada usia remaja.

Ahli jantung anak Dr Najib Advani SpA (K) MMed (Paed) mengungkapkan, sekitar 60 persen-80 persen kejadian PK bersifat ringan dan tidak sampai mengenai jantung.

Dengan pengobatan tepat dan tidak terlambat, pasien mungkin masih bisa sembuh. Akan tetapi, sekitar 20 persen-40 persen kasus telah terjadi kerusakan pada pembuluh koroner jantung. Sebagian akan sembuh, tapi sebagian lain terpaksa menjalani hidup dengan jantung yang cacat akibat aliran darah koroner yang terganggu.

“PK juga dapat merusak katup jantung yang dapat menimbulkan kematian mendadak beberapa tahun kemudian. Kemungkinan kambuhnya penyakit ini sekitar 3 persen,” ujar dokter yang menjabat Ketua Kawasaki Center yang berbasis di RS Omni International Hospital Alam Sutera, Tangerang.

Penulis buku Mengenal Penyakit Kawasaki itu mengungkapkan, di Indonesia diperkirakan terdapat 5.000 kasus PK baru setiap tahun. Dari prakiraan tersebut, hanya sekitar 100-200 kasus yang diketahui. Selain itu, masih kurangnya pengetahuan masyarakat akan penyakit yang tidak menular tersebut menyebabkan diagnosis acap kali terlambat. Bahkan, kalangan medis pun masih ada yang belum paham. Untuk itu, orangtua hendaknya waspada jika buah hatinya mengalami demam tinggi dan dalam 2-3 hari tidak menunjukkan perbaikan.

“Segera periksakan ke dokter, jangan sampai terlambat! Paling tidak dalam 5-7 hari anak telah mendapatkan pengobatan dari dokter. Jika demam sudah berlangsung lebih dari 10 hari tanpa pengobatan, dikhawatirkan sudah terjadi kerusakan terhadap organ lain. Paling berbahaya kalau sudah kena ke jantung,” sebutnya.

Hal lain yang menyulitkan diagnosis PK adalah karena penampakan penyakit ini yang dapat mengelabui mata. Misalnya, setelah 2-3 hari demam biasanya akan muncul bintik merah di kulit sehingga dikira penyakit campak. Pembengkakan di salah satu sisi leher juga terkadang membuat dokter terlalu dini menyimpulkannya sebagai penyakit gondong. Untuk itu, Najib sangat menekankan perlunya edukasi lebih dalam bagi dokter dan masyarakat.

Hingga kini, penyebab PK masih belum diketahui secara pasti sehingga cara pencegahannya pun belum ada. Meski diduga kuat akibat suatu infeksi, belum ada bukti yang meyakinkan. Terbukti, pasien PK tidak menunjukkan perbaikan setelah diberi obat-obatan antibiotik, bahkan dalam dosis tinggi sekalipun.

Lebih lanjut Najib memaparkan, pasien yang telah terdiagnosis PK mutlak harus diberikan imunoglobulin selama 10-12 jam. Sayangnya, harga obat ini cukup mahal, berkisar Rp1 juta per gram. Padahal, pasien PK membutuhkan imunoglobulin dua gram per kg berat badan. Misalnya, anak dengan bobot badan 15 kg membutuhkan 30 gram atau seharga Rp30 juta!
Duh, serem amat. Besok, sabtu, Fathir disuruh periksa echo jantung di RSI Bintaro. Semoga baik2 saja ya.....

Pesan buat para bunda, jangan sepelekan demam ya.Segera periksa ke dokter klo ada yang aneh2.

1 komentar:

Nia mengatakan...

mom....pertama kali baca kawasaki aku pikir merk motor, ternyata ini nama penyakit? ya Allah sereem amatt...smoga anakku gak kena penyakit kayak gitu...biaya berobatnya mahaaalll....mksh atas infonya yaaa